BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belakangan ini istilah Endometriosis menjadi sangat
populer. Penyakit yang hanya diderita kaum perempuan ini setiap tahunnya
menunjukkan kenaikan jumlah kasus walaupun data pastinya belum dapat diketahui.
Kaum perempuan tampaknya perlu mewaspadai penyakit yang seringkali ditandai
dengan nyeri hebat pada saat haid ini. Pasalnya, selain dapat mengurangi
potensi fertilitas atau kesuburan, penyakit ini seringkali sangat sulit
terdeteksi.
Endometriosis
merupakan salah satu penyebab nyeri pelvis (dysmenorrhea, dyspareunia) dan
ketidaksuburan pada lebih dari 35% wanita usia produktif, akan tetapi
prevalensi nyata untuk penyakit ini tidak diketahui.
Secara
umum, diperkirakan 1 dari 10 orang wanita menderita endometriosis. Sekitar
71-87% wanita yang mengalami nyeri pelvis dan sekitar 38% wanita yang mengalami
masalah kesuburan didiagnosis endometriosis. Biasanya dialami oleh wanita usia
produktif, dengan kemajuan penyembuhan penyakit sangat lambat, bahkan cenderung
stabil/tidak mengalami kemajuan dalam upaya penyembuhan. Pada remaja beranjak
dewasa, endometriosis yang dialami adalah endometriosis sekunder, namun rasa
nyeri yang ditimbulkan jauh lebih hebat dibanding endometriosis primer yang
dialami oleh wanita dewasa.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa
pengertian dari Endometriosis
2.
Untuk mengetahui
patofisiologi Endometritis
3.
Untuk mengetahui
penyebab dan gejala Endometriosis
4.
Untuk mengetahui
diagnosis dan pemeriksaan Endometriosis
5.
Untuk mengetahui
antisipasi dan penanganan Endometriosis
6.
Untuk mengetahui asuhan
kebidanan dari Endometriosis
C. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari
Endometriosis ?
2.
Apa Patofisiologi dari
Endometriosis ?
3.
Apa penyebab dan gejala
dari Endometriosis ?
4.
Bagaimanakah diagnosis
dan pemeriksaan endometriosis ?
5.
Bagaimanakah antisipasi
dan penanganan Endometriosis ?
6.
Bagaimanakah asuhan
kebidanan dari Endometriosis ?
BAB II
PEMBAHASAN
ENDOMETRIOSIS
1.
Pengertian
Endometriosis adalah radang yang
terkait dengan hormon
estradiol/estrogen
berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh
darah, hingga menonjol keluar dari rahim (pertumbuhan ectopic)
dan menyebabkan pelvic pain. Endometriosis dikatakan terkait dengan
estrogen sebab perkembangan dan simtoma yang ditimbulkan akan hilang seiring datangnya menopause,
oleh karena itu perawatan paling umum bagi penderita radang ini adalah
penggunaan terapi hormonal yang menginduksi kondisi hipoestrogenik. Estrogen
merupakan kelompok hormon steroid yang disekresi ovarium
setelah distimulasi oleh FSH
dan/atau LH yang disekresi oleh kelenjar
hipofisis.
Lebih lanjut sekresi FSH dan LH dihambat oleh hormon GnRH
yang disekresi oleh hipotalamus.
Setelah kista endometriosis telah
terbentuk sepenuhnya, muncul simtoma hiperalgesia vaginal yang
disertai dengan hiperalgesia otot perut. Jaringan
di sekitar kista akan mensekresi berbagai sitokina
antara lain IL-1, IL-6,
IL-8,
dan IL-10,
TNF-α, faktor pertumbuhan seperti VEGF dan
NGF.
Biasanya endometriosis
terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Endometrium yang
salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium
(indung telur) dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga
bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar,
ureter
(saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih),
kandung kemih,
vagina,
jaringan parut di dalam
perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru.
Endometriosis bisa
diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak
perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya
endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada
usia di atas 30 tahun dan kulit putih.
Endometriosis
diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia
25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa
juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena
menghalangi jalannya sel telur dari ovarium
ke rahim.
2.
Patofisiologi
Endometriosis
dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara
perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena
penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam
tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi
seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh.
Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron
yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan
pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh
seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain
berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikoroorganisme masuk ke
dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan
resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal
meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan endometirum
yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen
endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke
ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan
bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.
Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi
terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin
normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan
progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami
perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron
lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan
terjadi perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan di daerah
pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat
menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan
menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini
menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan
yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan
seks.
Adhesi juga dapat
terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan
uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan
gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi
terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada
endometriosis.
3.
Penyebab
dan Gejala
Penyebab
dari endometriosis jarang sekali dapat diketahui, tetapi beberapa ahli
mengemukakan teori berikut:
a.
Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur).
Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii
lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga
panggul/perut.
b.
Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem
kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim
c.
Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan
kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.
Setiap
bulan ovarium
menghasilkan hormon
yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim untuk membengkak dan
menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan).
Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi
mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi.
Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali
dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
Proses
yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan
perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba.
Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam
tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga
bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke
rahim.
Resiko
tinggi terjadinya endometriosis sering ditemukan pada :
a.
Wanita yang ibu atau
saudara perempuannya menderita endometriosis
b.
Wanita yang siklus
menstruasinya 27 hari atau kurang
c.
Wanita yang mengalami menarke (menstruasi
pertama) terjadi lebih awal
d.
Wanita yang biasa
mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih
e.
Wanita yang mengalami orgasme
ketika menstruasi.
f.
Terpapar Toksin dari
lingkungan
g.
Peningkatan jumlah
estrogen dalam darah
Kadang
Endometriosis tidak mempunyai gejala, tapi kadang juga timbul gejala-gejala
dari endometriosis diantaranya :
a.
Nyeri di perut bagian
bawah dan di daerah panggul
·
Dismenore sekunder
·
Dismenore primer yang
buruk
·
Dispareunia
·
Nyeri ovulasi
·
Nyeri pelvis terasa
berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah
selama siklus menstruasi.
·
Nyeri akibat latihan
fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
·
Nyeri pada saat
pemeriksaan dalam oleh dokter.
b.
Menstruasi yang tidak
teratur (misalnya spotting sebelum
menstruasi)
·
Hipermenorea
·
Menoragia
·
Spotting sebelum
menstruasi
·
Darah menstruasi yang
bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi
c.
Kemandulan
Jaringan endometrium
yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri
ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri
perut bagian bawah ketika berkemih.
Jaringan
endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa
membentuk massa yang terisi darah (endometrioma). Kadang endometrioma pecah dan
menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.
4.
Diagnosis dan Pemeriksaan
Seorang wanita dengan gejala yang khas atau infertilitas yang tidak bisa
dijelaskan biasanya diduga menderita endometriosis. Sebagai tambahan
pemeriksaan laboratorium tertentu bisa membantu seperti kadar Ca - 125 dalam
darah dan aktivitas endometrial aromatase. Tapi alat diagnosa yang paling dapat
dipercaya adalah dengan laparoskopi, yang dilakukan dengan memasukkan alat
laparoskop melalui sayatan kecil di bawah pusar. Dengan alat ini dokter dapat
melihat organ-organ panggul, kista dan jaringan endometriosis secara langsung.
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan panggul akan
teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di
daerah ovarium.
Dapat juga dilakukan
pemeriksaan, diantaranya :
a.
Laparoskopi
b.
Biopsi endometrium
c.
USG rahim
d.
Barium enema
e.
CT scan atau MRI perut
5.
Pengobatan
Pengobatan tergantung
kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit.
Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan
jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis
GnRH. Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon
gonadotropin dari kelenjar hipofisis, tetapi setelah diberikan lebih dari
beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.
Pengobatan yang diberikan tergantung pada gejala,
rencana mempunyai anak, usia dan luasnya daerah yang terkena. Pengelolaan
endometriosis dengan obat-obatan tidak menyembuhkan, endeometriosis akan kambuh
setelah pengobatan dihentikan. Pada wanita dengan endometriosis ringan sampai
berat, terutama dengan kasus infertilitas, maka diperlukan pembedahan untuk
membuang sebanyak mungkin jaringan endometriosis dan mengembalikan fungsi
reproduksi.
a.
Pengobatan Hormonal
Pengobatan hormonal dimaksudkan untuk menghentikan
ovulasi, sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati.
Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnancy atau pseudo-menopause. Yang digunakan adalah :
Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnancy atau pseudo-menopause. Yang digunakan adalah :
- Derivat testosteron
- Danazol
- Gestrinone (Dimetriose)
- Progestogen
- Medroxyprogesterone (Provera)
- Norethisterone (Primolut)
- Dydrogesterone (Duphaston) ·
- GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormon) analog
- Leuprorelin (Prostap)
- Goserelin (Zoladex)
- Nafarelin (Synarel)
- Buserelin (Suprecur)
- Pil kontrasepsi kombinasi
Semua pengobatan hormonal ini melalui uji klinis
terbukti mempunyai efektivitas yang kira-kira sama. Efek samping obat-obatan
ini berbeda dari satu orang ke orang yang lain.
Efek Samping Pengobatan
Hormonal
·
Progestogen
Perdarahan di antara menstruasi, mood yang berubah-ubah, depresi, vaginitis atropik
Perdarahan di antara menstruasi, mood yang berubah-ubah, depresi, vaginitis atropik
·
Danazol
Penambahan berat, jerawat, suara menjadi lebih berat, pertumbuhan rambut, aliran panas, kekeringan vagina, pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara menstruasi, ukuran payudara mengecil, mood berubah-ubah, gangguan fungsi hati, gangguan metabolisme lemak, carpal tunnel syndrome.
Penambahan berat, jerawat, suara menjadi lebih berat, pertumbuhan rambut, aliran panas, kekeringan vagina, pembengkakan pergelangan kaki, kram otot, perdarahan diantara menstruasi, ukuran payudara mengecil, mood berubah-ubah, gangguan fungsi hati, gangguan metabolisme lemak, carpal tunnel syndrome.
·
GnRH analog
Aliran panas, kekeringan vagina, kehilangan kalsium
dari tulang, mood berubah-ubah.
·
Pil Kontrasepsi
Pembengkakan perut, pembengkakan payudara, peningkatan
kombinasi nafsu makan,pembengkakan pergelangan kaki, mual, perdarahan di antara
menstruasi, trombosis vena dalam.
b. Pembedahan
Pembedahan bisa dilakukan secara laparoskopi atau laparatomi, tergantung luasnya invasi endometriosis. Pada penderita dengan endometriosis yang hebat pengobatan hormonal disertai dengan pembedahan. Seringkali sebelum pembedahan diberi pengobatan untuk mengurangi jumlah dan ukuran jaringan endometriosis. Pada saat pembedahan semua jaringan endometriosis yang terlihat dan dapat dijangkau harus dihilangkan, dengan sayatan atau pun pembakaran oleh sinar laser. Setelah pembedahan diberikan pengobatan hormon untuk mengurangi peradangan dan membersihkan jaringan endometriosis yang tersisa.
Pembedahan bisa dilakukan secara laparoskopi atau laparatomi, tergantung luasnya invasi endometriosis. Pada penderita dengan endometriosis yang hebat pengobatan hormonal disertai dengan pembedahan. Seringkali sebelum pembedahan diberi pengobatan untuk mengurangi jumlah dan ukuran jaringan endometriosis. Pada saat pembedahan semua jaringan endometriosis yang terlihat dan dapat dijangkau harus dihilangkan, dengan sayatan atau pun pembakaran oleh sinar laser. Setelah pembedahan diberikan pengobatan hormon untuk mengurangi peradangan dan membersihkan jaringan endometriosis yang tersisa.
Pembedahan Radikal
Pembedahan dilakukan dengan mengangkat rahim dan ovarium di samping
membersihkan jaringan endometriosisnya. Hal ini hanya dilakukan pada wanita
dengan endometriosis hebat yang tidak mengalami perbaikan dengan pengobatan
lain dan tidak lagi mengharapkan kehamilan. Setelah dilakukan pembedahan
diberikan terapi pengganti estrogen, karena pengangkatan rahim dan ovarium
menimbulkan akibat yang sama dengan menopause. Terapi pengganti ini diberikan
4-6 bulan setelah pembedahan agar semua jaringan endometriosis yang tersisa
sudah habis dan tidak terbentuk kembali di bawah pengaruh estrogen.
6.
Penanganan
Pada endometriosis
sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat
sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi.
Pembedahan biasanya
dilakukan pada kasus berikut:
a.
Bercak jaringan
endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm
b.
Perlengketan yang
berarti di perut bagian bawah atau panggul
c.
Jaringan endometrium
menyumbat salah satu atau kedua tuba
d.
Jaringan endometrium
menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat
diatasi dengan obat-obatan
e.
Untuk membuang jaringan
endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan
hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang
f.
Ovarektomi
(pengangkatan ovarium)
dan histerektomi (pengangkatan
rahim)
hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan
obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi
g.
Setelah pembedahan,
diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau
jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka
terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan
h.
Obat alternative
Obat alternatif yang
dapat digunakan adalah progestin, danazol, dan GnRH-antagonis. Obat untuk
pasien khusus (remaja beranjak dewasa).
Tujuan terapi endometriosis untuk pasien khusus ini fokus untuk mengatasi nyeri yang ditimbulkan. Terapi yang utama dilakukan adalah terapi farmakologis dibanding non-farmakologis karena terkait kemampuan produktivitas memasuki masa subur wanita. Obat pilihan utama yang diberikan adalah kontrasepsi oral karena kemampuan tubuh yang tinggi untuk mentoleransi efek samping yang mungkin ditimbulkan. Selain itu, penggunaan progestin juga sangat direkomendasi, meskipun penggunaannya untuk jangka panjang dapat mengurangi densitas mineral tulang dan mengganggu profil lipid normal dalam tubuh
Tujuan terapi endometriosis untuk pasien khusus ini fokus untuk mengatasi nyeri yang ditimbulkan. Terapi yang utama dilakukan adalah terapi farmakologis dibanding non-farmakologis karena terkait kemampuan produktivitas memasuki masa subur wanita. Obat pilihan utama yang diberikan adalah kontrasepsi oral karena kemampuan tubuh yang tinggi untuk mentoleransi efek samping yang mungkin ditimbulkan. Selain itu, penggunaan progestin juga sangat direkomendasi, meskipun penggunaannya untuk jangka panjang dapat mengurangi densitas mineral tulang dan mengganggu profil lipid normal dalam tubuh
i.
Luliberin.
Pengobatan dengan
menggunakan GnRH
pada wanita
premenopausal menunjukkan penurunan serum
FSH dan LH
yang disusul dengan stabilitas supresi. Turunnya serum estradiol dan progesteron
ke tingkatan oophorectomized telah banyak dilaporkan, sehingga
penggunaan hormon ini banyak diterapkan pada kanker
payudara metastatik pada wanita premenopausal, walaupun menimbulkan simtoma
hipoestrogenia dan
gangguan tidur, turunnya kepadatan mineral
tulang
dan peningkatan risiko kardiovaskular. GnRH juga digunakan pada pengobatan kanker
ovarium dalam bentuk pyrrolinodoxorubicin untuk
dikombinasikan dengan bombesin dan somatostatin.
Sekresi GnRH dapat
distimulasi dengan ion
Mn2+,
sebuah mineral
yang diperlukan bagi pertumbuhan tulang, tulang rawan, jaringan penghantar dan sistem
reproduksi, juga dapat distimulasi oleh NO, namun dapat dihambat oleh asam askorbat
hanya apabila serum vitamin C tersebut mencapai hipotalamus.
Tabel 1. Terapi farmakologis untuk pasien nyeri pelvis
yang disebabkan endometriosis.
Golongan obat
& nama generic
|
Dosis
|
Keterangan
|
Contoh branded
|
Kontrasepsi oral
|
1 tablet sehari
|
Pemberian terus menerus dapat
mengurangi dysmenorrhea
Kontraindikasi untuk pasien dengan
riwayat tromboemboli atau umur >35 tahun dan merokok
|
Semua jenis kontrasepsi oral
|
NSAIDs
Ibuprofen
Naproxen
|
400 mg oral tiap 4-6 jam
250 mg oral tiap 6-8 jam
|
Perlu perhatian khusus pada pasien dengan gangguan
saluran nafas, ginjal, dan memiliki riwayat ulser saluran cerna
|
Ibufen, Proris
Inflaksen, Naxen
|
Progestin
MPA
Norethindrone
|
10 mg oral selama 3 bln
15 mg oral 1x sehari
|
Mudah ditoleransi dan lebih murah dibanding GnRH-a
dan Nadazol
Menghambat kesuburan
|
Provera
-
|
GnRH-a
Leuprolide
Goserelin
Nafarelin
|
11,25 mg IM tiap 3 bln
3,6 mg SC tiap bulan
200 mcg intranasal 2x sehari
|
Mengurangi massa tulang
Perlu terapi ulang
Jangan diberikan untuk pasien beranjak dewasa
|
-
Zoladex
-
|
Danazol
|
600-800 mg oral tiap hari dosis terbagi
|
Efek samping adrenergik harus diperhatikan
|
Azol, Danocrine
|
Keterangan :
NSAIDs = Obat antiinflamasi non steroid
MPA = Medroksiprogesteron asetat
GnRH-a = Gonadotropine Releasing Hormone antagonist
IM = intramuskular
SC = subkutan
7.
Kehamilan
Setelah Pengobatan
Endometriosis mengakibatkan infertilitas dengan banyak mekanisme yaitu
gangguan ovulasi, perlengketan jaringan, sumbatan tuba, kehamilan ektopik dan
sebab lain yang tidak diketahui. Keberhasilan kehamilan setelah pengobatan
dengan pembedahan dan terapi hormon berkisar antara 40 - 70 % tergantung
beratnya endometriosis.
Mengupayakan kehamilan setelah pengobatan endometriosis dilakukan dengan :
a. Menunggu
b. Induksi Ovulasi dan inseminasi intra uterine
c. In vitro fertilization (Bayi tabung)
Mr. Resorts - MGM Dental Resort & Spa - Dr. Maryland
BalasHapusLocated 익산 출장마사지 in Atlantic 안산 출장안마 City, Mr. 태백 출장샵 Resorts offers 과천 출장샵 impeccable service, award-winning 양산 출장안마 dining, and luxurious rooms. We're your lucky spot for exceptional service