Senin, 11 November 2013

Servisitis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Serviks adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genetalia internal, dalam hubungan ini seorang nulipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman. Pada multipara dengan ostium uteri eksternum sehingga lebih rentang terjadinya infeksi oleh berbagai kuman-kuman yang masuk dari luar ataupun oleh kuman endogen itu sendiri. Jika seviks sudah infeksi maka akan mempermudah pula terjadinya infeksi pada alat genetalia yang lebih tinggi lagi seperti uterus, tuba atau bahkan sampai ke ovarium dan karena itu fungsi genetalia sebagai alat reproduksi bisa terganggu/bahkan tidak bisa difungsikan.
Oleh karena itu diharapkan pembaca mampu memahami apa itu perandangan pada alat genetalia wanita, dan dalam makalah ini penulis membahas mengenai servisitisitis.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Apa definisi definisi servisitis?
2.      Bagaimana etiologi servisitis?
3.      Bagaimana gejala klinis servisitis?
4.      Bagaimana klasifikasi servisitis?
5.      Bagaimana pemeriksaan khusus servisitis?
6.      Bagaimana penatalaksanaa servisitis?

C.    Tujuan
         Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.  Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah :
1.   Mengetahui definisi servisitis.
2.   Mengetahaui etiologi servisitis.
3.   Mengetahui  gejala klinis servisitis.
4.   Mengetahui klasifikasi servisitis.
5.   Mengetahui pemeriksaan khusus servisitis.
6.   Mengetahui penatalaksanaan servisitis.

D.    Manfaat
1.      Manfaat secara  teoritis : dengan adanya makalah ini penulis mengharapakan, makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap servisitis.
2.      Manfaat dalam praktek : dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan pembaca mampu mengaplikasikan bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada servisitis.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Servisitis
     Serviks uteri adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genetalia internal, dalam hubungan ini seorang multipara dalam keadaan normal kanalis sevikalis bebas kuman. Pada multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka bebas keatas dari daerah bebas kuman ialah ostium uter internum.
Pada beberapa penyakit kelamin, seperti gonorbe, sifilis, ulkus mole, dan granuloma ingunale serta pada tuberkulosis dapat ditemukan radang seviks.
     Serviksitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. Karena epited selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris, sehingga lebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina. (Gynekologi. FK UNPAD, 1998).

B.     Etiologi Servisitis
Servisitis di sebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomas vaginalis, kandrada dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, e. coli, dan stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi komik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma.
Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine, dan lain-lain.


C.    Gejala Klinis servisitis
1.      Flour hebat, biasanya kental atau perullent dan biasanya berbau.
2.      Sering menimbulkan arusio (erythroplaki) pada portio.
3.      Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat melihat flour     yang purulent keluar dari kanalis servikalis. Kalau partio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorrae.
4.      Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vilvitis.
5.      Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulanobethi dan akibat retensi kelenjar-kelenjar serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan.
6.      Gejala-gejala non spesifik seperti dipareuni.
7.      Perdarahan saat melakukan hubungan seks.


D.  Klasifikasi Servisitis
1.      Servisitis Akuta
Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe. Infeksi postabotum, postpartum, yang disebabkan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini serviks merah bengkak dan mengeluarkan cairan mukopuralent, akan tetapi gejala-gejala pada servik baisanya tidak berapa tampak . Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
2.      Servisitis Kronika
Penyakit ini dijumpai pada sebagian wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada servik karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks serta kelenjar-kelenjar infeksi menahun.
Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
a.       Serviks kelihatannya normal, hanya pada pemeriksaan mikrokopis ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks.
b.      Disini ada partio uteri disekitar ostium uteri eksterum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epikel porsio di sekitarnya, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
c.       Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mokosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Kukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, servik bisa menjadi hipertopis dan mengeras, secret mukopurulent bertambah banyak.

E.     Pemeriksaan khusus Servisitis
1.      Pemeriksaan dengan speculum.
2.      Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan.
3.      Pap smear.
4.      Biakan damedia.
5.      Biopsy

F.     Penatalaksanaan Servisitis
1.      Antibiotikan terutama kalau dapat ditemukan genecoccus dalam secret.
2.      Kalau servisitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam A9NO3 10% dan irigasi.
3.       Servisitis yang tidak mau sembuh dari tindakan  operatif dengan melakukan konisasi, kalau sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.
4.      Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, A9NO3 10% atau albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian dari ganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi radral dengan termokauter atau dengan krioterapi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar