BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Psikologis
Masalah psikologis atau biasa
disebut gangguan kesehatan jiwa dalam taraf ringan mungkin pernah kita alami
dikehidupan kita. Mungkin kita tidak menyadari dan tidak berusaha untuk
mengatasinya karena menganggap ringan. Memang masalah psikologis yang tarafnya
masih ringan seperti : rendah diri, rasa kuatir yang berlebihan, merasa
bersalah, kurang percaya diri, mudah marah-marah, mudah tersinggung, putus asa,
hendaknya jangan dianggap ringan, sebaliknya harus segera diatasi sebelum
menjadi berlarut-larut dan kompleks yang mengakibatkan kondisi kesehatan jiwa
terganggu.
Remaja yang mengalami masalah psikologis atau gangguan kesehatan jiwa pada taraf ringan (neurose) tidak menunjukkan gejala yang aneh. Ia masih dapat berfikir, berkata-kata dan bertindak, berkomunikasi dengan orang lain secara baik dan normal, sebaliknya remaja yang mengalami gangguan jiwa (psychose) atau gangguan jiwa yang berat kepribadiannya jauh dari realitas, segi tanggapan, perasaan, emosi sangat terganggu, tidak ada integritas dan ia hidup dari alam kenyataan.
Remaja yang mengalami masalah psikologis atau gangguan kesehatan jiwa pada taraf ringan (neurose) tidak menunjukkan gejala yang aneh. Ia masih dapat berfikir, berkata-kata dan bertindak, berkomunikasi dengan orang lain secara baik dan normal, sebaliknya remaja yang mengalami gangguan jiwa (psychose) atau gangguan jiwa yang berat kepribadiannya jauh dari realitas, segi tanggapan, perasaan, emosi sangat terganggu, tidak ada integritas dan ia hidup dari alam kenyataan.
Dalam makalah ini tidak dibicarakan
tentang gangguan dan penyakit jiwa secara terperinci, cukup sekedar mengenal
beberapa macam saja yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Gangguan kesehatan jiwa pada taraf
ringan (neurose) seperti yang disebutkan diatas, semuanya itu mengganggu
ketenangan hidup, misalnya tidak bisa tudur nyenyak, tidak nafsu makan dan
sebagainya.
B. Macam-macam Masalah Psikologis
Masalah psikologis dijeniskan antara
lain sebagai berikut :
1. Neurose atau gangguan jiwa pada
taraf yang ringan seperti : Ketegangan batin, rendah diri, rasa kuatir yang
berlebihan, gelisah/cemas, takut yang tidak beralasan, mudah tersinggung, putus
asa, pikiran-pikiran buruk, mudah marah, merasa bersalah dan sebagainya.
2. Psychose atau gangguan jiwa pada
taraf yang berat seperti : Histeria, kepribadian dari segala segi, seperti
tanggapan perasaan/emosi terganggu, tidak ada integritas, hidup jauh dari alam
kenyataan.
C.
Sebab-sebab
Remaja Mengalami Masalah Psikologis
1. Kebutuhan Pokok Kejiwaan Yang Tidak
Terpenuhi
Dalam
kehidupan manusia memerlukan kebutuhan-kebutuhan pokok tertentu agar manusia
tetap hidup dengan sejahtera dan bahagia, sehat dan kuat phisik dan psikis.
Kebutuhan phisik dapat terpenuhi melalui makan, minum, sex, olah raga dan bekerja. Kebutuhan psikis dapat terpenuhi melalui hal-hal yang bersifat kejiwaan, yaitu berupa kasih sayang, rasa aman, penghargaan (pujian), rasa diterima oleh kelompoknya atau orang lain, rasa disukai dan disenangi oleh orang lain. Kebutuhan psikis atau kejiwaan tersebut sangat diperlukan oleh setiap orang pada setiap fase perkembangan kehidupan orang setiap hari.
Kebutuhan phisik dapat terpenuhi melalui makan, minum, sex, olah raga dan bekerja. Kebutuhan psikis dapat terpenuhi melalui hal-hal yang bersifat kejiwaan, yaitu berupa kasih sayang, rasa aman, penghargaan (pujian), rasa diterima oleh kelompoknya atau orang lain, rasa disukai dan disenangi oleh orang lain. Kebutuhan psikis atau kejiwaan tersebut sangat diperlukan oleh setiap orang pada setiap fase perkembangan kehidupan orang setiap hari.
Diantara
bermacam-macam kebutuhan psikis atau kejiwaan tersebut kebutuhan akan kasih
sayang merupakan kebutuhan yang terpenting bagi perkembangan kehidupan
seseorang, baik anak remaja maupun orang tua.
Bayi
memerlukan kasih sayang sejati dari ibunya, anak yang dibesarkan dengan
timangan dan kasih buaian yang penuh dengan perasaan kasih sayang akan
berkembang dengan sempurna sesuai dengan harapan. Kebutuhan psikis atau
kejiwaan itu harus dipenuhi sedini mungkin yaitu sejak bayi, dan apabila
kebutuhan pokok kejiwaan seseorang anak tidak terpenuhi maka mungkin akan dapat
mengakibatkan timbulnya masalah psikologis dalam diri anak itu.
Dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok phisik anak, peranan orang tua sangat
menentukan. Orang tua harus senantiasa ingat bahwa Tuhan telah memberikan
anugerah dan rahmat berupa anak sekaligus memberikan mandat kepada orang tua
untuk membesarkannya, mengajar dan mendidik anak dengan baik. Oleh karena itu
orang tua harus senantiasa menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pimpinan keluarga yang antara lain demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak.
Salah satu hak anak adalah dikasihi dan disayangi oleh orang tua ataupun
pengganti orang tua.
Apabila
dalam keluarga salah satu atau kedua orang tua sudah tidak ada lagi yang
disebabkan oleh kematian, perpisahan, perceraian, maka akan seringkali timbul
berbagai masalah yang dapat mempengaruhi kehidupan anak/remaja.
Keluarga
yang tanpa orang tua, baik salah satu atau keduanya umumnya disebut keluarga
yang pecah dan ini akan menimbulkan masalah-masalah psikologis pada diri
anak-anak. Anak dari keluarga yang telah pecah lebih banyak mempunyai masalah
dibandingkan dengan anak/remaja yang berasal dari keluarga yang tidak pecah.
Masalah
yang dialami anak-anak/remaja dari keluarga yang pecah antara lain : rasa
tegang, mudah marah, kurang dapat mengontrol diri, putus asa, kurang berani
dalam bergaul (rendah diri), masalah lainnya adalah kurang terpenuhinya
kebutuhan pokok kejiwaannya yaitu kasih saya dan perhatian. Karena kurangnya
kasih sayang dan perhatian dari orang tua maka akibatnya anak-anak/remaja
mempunyai kecendrungan mengalami masalah psikologis seperti rendah diri, merasa
tidak aman, merasa cemas, merasa takut, frustasi dan sebagainya.
2. Pengaruh Proses Pertumbuhan dan
Perkembangan
Masa
remaja bertepatan pada masa usia sekolah menengah yaitu SMTP-SMU/SMK dimulai
ketika anak menginjak umur 13 tahun ketika masuk SMTP dan diakhiri pada umur 18
tahun ketika keluar dari SMU/SMK. Telah kita ketahui bahwa masa remaja dimulai
sejak berumur 12 tahun dan berakhir pada umur 21 tahun.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khasnya dan karena peranannya yang menentukan kehidupannya dalam masyarakat orang dewasa.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khasnya dan karena peranannya yang menentukan kehidupannya dalam masyarakat orang dewasa.
Masa
remaja merupakan masa yang cukup sulit di dalam periode kehidupan manusia, masa
remaja digambarkan sebagai angin topan dan tekanan, gambaran ini menunjukkan bahwa
dimasa ini timbul banyak masalah pada diri remaja.
Setiap
masa dalam kehidupan manusia mempunyai masalah tetapi masalah yang terjadi
dalam masa remaja lebih banyak dari masa-masa yang lain. Timbulnya banyak
masalah merupakan akibat dari erubahan-perubahan pada tubuh dan perkembangan
psikis yang terjadi selama masa remaja.
Perubahan
tersebut tentunya membawa dampak positif ataupun negatif, sehingga menimbulkan
berbagai persoalan yang khusus pada para remaja. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan remaja baik pisik maupun psikis, apabila negatif misal : tubuh
tumbuh kurang baik, wajah kurang menarik, sikap kurang luwes maka akan muncul
masalah-masalah psikologis bagi para remaja yang mengalaminya.
Hal-hal
tersebut merupakan penyebab remaja mengalami masalah-masalah psikologis
walaupun tidak kentara gejalanya.
D. Pencegahannya
Dalam mencegah agar jangan sampai
anak atau remaja itu mengalami gangguan atau masalah psikologis tentunya ada
beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Seperti yang telah diuraikan diatas
faktor kasih sayang dan perhatian adalah faktor utama dalam membimbing
anak/remaja agar terbebas dari pengaruh/masalah psikologis.
1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesehatan Jiwa
1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesehatan Jiwa
Pendidikan yang dilakukan oleh orang
tua terhadap anak-anak terutama pendidikan waktu kecil banyak menentukan hari
depan seseorang, apakah ia akan bahagia atau menderita, apakah ia akan menjadi
orang baik atau tidak, apakah ia akan menjadi orang yang cinta damai atau
penghiatan. Demikian pula tentang ketentuan agama seseorang ditentukan pula
oleh macam pendidikan yang dilaluinya sejak kecil.
Oleh karena itu hubungan antara
pendidikan dan kesehatan jiwa sangat erat. Yang dimaksud dengan pendidikan
dalam hal ini ialah yang diterima oleh anak/remaja di rumah tangga, sekolah dan
masyarakat. Akan kita lihat begitu besar pengaruh pendidikan itu atas kelakuan
anak-anak, ada yang jadi nakal, keras kepala dan sebagainya. Dalam hal ini akan
terlihat pula betapa pentingnya pendidikan agama dalam pembinaan kepribadian si
anak.
Masalah anak-anak dan pendidikan
adalah suatu persoalan yang amat menarik perhatian, terutama bagi ibu-ibu yang
setiap hari menghadapi anak-anak yang membutuhkan didikan.
Semua mengakui bahwa setiap orang
tua ingin agar anaknya sehat, pandai, sopan dan menjadi orang yang baik
nantinya. pada kenyataannya masih banyak anak-anak yang merasa dirinya tidak
disayangi oleh orang tuanya, perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan itulah
yang sering mempengaruhi kelakuan, perasaan serta kesehatan mereka dan ini oleh
karena orang tua dipandang sebagai kesukaran-kesukaran yang harus diatasi.
Pengalaman-pengalaman pahit maupun
manis yang dilalui anak sewaktu kecil mempengaruhi dalam kehidupannya nanti.
Kepribadian remaja (kebiasaan-kebiasaan, sikap dan pandangan hidup) terbentuk
dari pengalaman sejak kecil. Pengalaman itu termasuk pendidikan, perlakuan
orang tua, sikap orang tua terhadap dirinya. Pengalaman-pengalaman itulah yang
menentukan kesehatan jiwa remaja, bahagia atau tidaknya ia dikemudian hari.
Kesehatan jiwa mempunyai pengaruh
atas keseluruhan hidup remaja, oleh karena itu unsur yang berkaitan dengan
kesehatan jiwa yaitu perasaan, fikiran, kelakuan dan kesehatan harus selalu
dijaga agar terjamin ketentramnan hidup seseorang.
Pendidikan adalah penanaman sifat-sifat yang baik kepada anak seperti sopan santun, budi pekerti, tata tertib, agama yang kesemuanya ditujukan kepada anak. Dalam pendidikan terutama pendidikan dalam rumah tangga yang terpenting adalah keadaan dan suasana rumah tangga, keadaaan jiwa ibu dan bapak, hubungan antara anak-anak ini harus diperhatikan karena segala persoalan orang tua itu akan mempengaruhi anak, sbab apa yang sedang ibu dan bapak rasakan akan mencerminkan tindakan-tindakan mereka.
Pendidikan adalah penanaman sifat-sifat yang baik kepada anak seperti sopan santun, budi pekerti, tata tertib, agama yang kesemuanya ditujukan kepada anak. Dalam pendidikan terutama pendidikan dalam rumah tangga yang terpenting adalah keadaan dan suasana rumah tangga, keadaaan jiwa ibu dan bapak, hubungan antara anak-anak ini harus diperhatikan karena segala persoalan orang tua itu akan mempengaruhi anak, sbab apa yang sedang ibu dan bapak rasakan akan mencerminkan tindakan-tindakan mereka.
2. Mendidik Anak Dalam Rumah Tangga
Kesiapan orang tua dalam mendidik
anak dalam rumah tangga perlu menjadi perhatian, sebab sikap jiwa orang tua
berpengaruh dalam menyambut kelahiran anak, yang natinya mempengaruhi kesehatan
jiwa anak.
Hubungan antara ibu dan bapak
hendaknya senantiasa baik yang mana saling pengertian, saling menghargai dan
cinta mencintai dalam arti yang sesungguhnya.
Kasih sayang yang selalu nampak dari orang tua dalam mendidik anak akan membuat anak merasa aman tentram dan damai. Kondisi yang diciptakan itu apabila terpelihara akan membuat anak yang tumbuh dewasa akan mempunyai perilaku yang baik untuk seterusnya.
Kasih sayang yang selalu nampak dari orang tua dalam mendidik anak akan membuat anak merasa aman tentram dan damai. Kondisi yang diciptakan itu apabila terpelihara akan membuat anak yang tumbuh dewasa akan mempunyai perilaku yang baik untuk seterusnya.
Anak yang tumbuh dan berkembang
dalam kasih sayang yang cukup dari orang tuanya kelak akan menjadi manusia
dewasa yang berbudi pekerti yang baik pula.
3. Pendidikan Anak di Sekolah
3. Pendidikan Anak di Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua
bagi anak-anak dalam berlatih dan menumbuhkan kepribadiannya. Anak disamping
mendapat transfer ilmu pengetahua juga mendapatkan pendidikan dan pembinaan
kepribadian. Pada dasarnya pendidikan yang diperoleh anak melalui sekolah kelak
akan berguna bagi dirinya, terutama didalam menghadapi kesukaran-kesukaran
dalam hidupnya.
Pendidikan serta pembinaan
kepribadian anak yang dimulai dari rumah tangga, harus dilanjutkan dan
disempurnakan oleh sekolah, dengan demikian maka anak akan menjadi terpimpin
dengan baik, tentunya dalam proses itu perlu adanya kasih sayang serta
perhatian dari berbagai pihak.
Apabila hal itu selalu dilaksanakan
baik oleh orang tua maupun guru-guru di sekolah, maka sikap dan perilaku anak
selalu berada pada norma-norma hidup, baik norma keluarga maupun norma
masyarakat.
Remaja dalam masa pertumbuhannya
disamping mendapatkan kasih sayang yang cukup hendaknya selalu diingatkan
melalui peraturan-peraturan yang harus dipatuhi agar tingkah laku mereka selalu
terkontrol. Sekolah dan keluarga sangat berperan dalam mengarahkan para remaja
agar terhindar dari perilaku-perilaku yang iseng, karena justru melalui
perbuatan yang iseng itu para remaja akan terbiasa untuk berbuat iseng yang
akhirnya timbul menjadi kenakalan-kenakalan itu kalau sampai berlarut-larut
dilakukan akan menjadi masalah yang merugikan baik pada diri remaja itu sendiri
maupun terhadap lingkungan. Melalui pendidikan di sekolah dan adanya kerjasama
antara orang tua dan sekolah diharapkan dapat membantu pencegahan
masalah-masalah yang timbul, baik masalah-masalah psikologis maupun
masalah-masalah kenakalan.
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASANNYA
STRESS DALAM PROSES PELATIHAN
Pada seni beladiri prestasi atau kompetitif, banyak atlet dihadapkan
pada suatu pilihan yang sulit, disatu pihak si atlet harus mengikuti pelatihan
yang sungguh-sungguh dilain pihak berbagai tugas sekolah atau pekerjaan harus
segera diselesaikan. Tugas dan kewajiban yang harus diselesaikan pada waktu
yang bersamaan ini sering menimbulkan stress. Ada ungkapan yang mengatakan
“pukulan yang menjatuhkan anda tidaklah sekeras pukulan yang tidak anda lihat
kedatangannya”. Jadi, stress bisa menimpa siapa saja dan kita tidak tahu kapan
dia akan datang.
Apa
itu stress?
Stress adalah perasaan tertekan, perasaan tertekan ini
membuat orang mudah tersinggung, mudah marah, konsentrasi terhadap pekerjaan
menjadi terganggu. Lingkungan bisa menjadi sumber stress bagi orang, karena
tuntutan menghadapi keinginan atau target tertentu dan konflik-konflik yang
lainnya bisa menimbulkan stress.
Beberapa
jenis stress dapat berdampak positif
Kadang-kadang stress bisa menjadi hal yang positif bagi
seseorang karena dapat menjadi dorongan baginya untuk bekerja lebih baik. Tekanan
yang berdampak positif ini banyak terlihat terutama dikalangan atlet-atlet yang
sudah berpengalaman, contohnya atlet-atlet tertentu bisa tampil luar biasa bila
mengikuti pertandingan yang berskala besar seperti pertandingan internasional.
Namun kita sadari bahwa masing-masing orang mempunyai reaksi
yang berbeda terhadap jenis stress seperti ini, kenyataannya stress menyebabkan
sebagian orang menjadi putus asa dan bagi yang lainnya justru membantu
memecahkan rekor.
Bahaya
jika stress berubah menjadi tekanan
Seperti yang telah dikemukakan, kadang-kadang stress bisa
menjadi pendorong dan motivator yang positif, tapi stress juga bisa merusak. Stress
menjadi tekanan jika berkelanjutan, tubuh manusia bereaksi terhadap stress
dalam tiga tingkatan yaitu siaga, pertahanan, dan kelelahan.
Tahap siaga tubuh akan merasakan kehadiran stress dan
biasanya tubuh akan mempersiapkan diri melawan atau menghindar, persiapan ini
akan merangsang hormon dari kelenjar endokrin yang akan menyebabkan detak
jantung dan pernafasan meninggi, kadar gula dalam darah, berkeringat, mata
membelalak, dan melambatnya pencernaan.
Pada tahap perlawanan tubuh akan memperbaiki kerusakan yang
disebabkan oleh stress. Jika penyebab stress tidak hilang, maka tubuh tidak
bisa memperbaiki kerusakan dan harus terus siaga.
Maka tahap yang ketiga yaitu kelelahan, jika berlanjut cukup
lama maka anda terserang dari “penyakit stress”, seperti migren kepala, denyut
jantung yang tidak teratur, atau bahkan sakit mental seperti depresi. Kalau
stress ini berlanjut selama proses kelelahan maka tubuh akan kehabisan tenaga
dan bahkan fungsinya jadi terhenti.
Jadi cara yang paling baik untuk menghadapi stress adalah
dengan jalan menghindar atau menyembuhkan secepat mungkin.
Bagaimana
Cara Mengatasi Stress secara Individu ?
1. Belajar melihat masalah secara proposional
Bila dihadapkan pada suatu pilihan misal antara sekolah atau
pekerjaan dengan pelatihan yang harus dijalani, maka harus berani mengambil
keputusan yang tentunya harus didiskusikan atau berkonsultasi terlebih dahulu
dengan pelatih, guru atau atasan bila sudah bekerja secara terbuka, untuk
mendapatkan pemecahan yang lebih baik, tentunya keputusan ada pada diri anda
dengan cara melihat sudut pandang yang lebih luas.
2. Berani menghadapi resiko
Takut pada resiko merupakan hal yang paling menimbulkan
stress dan merupakan penghalang keberhasilan. Pada seni beladiri prestasi kita
mengetahui resiko bila kita akan bertanding yaitu resiko kalah dalam
pertandingan dan resiko akan cedera. Sebagai gambaran di dunia ini tidak ada jaminan
mutlak, tidak ada perencanaan yang anti gagal, kehidupan memang demikian.
Kalau kita sudah mengetahui resiko merupakan bagian
kehidupan, maka kita perlu belajar menghadapi resiko dengan rasa optimis, kalau
pikiran kita selalu dipenuhi kemungkinan-kemungkinan buruk, maka justru itulah
yang benar-benar terjadi pada anda. Sebaliknya kalau pikiran-pikiran kita
dipenuhi kemungkinan-kemungkinan yang baik, maka yang terjadi pada kita juga
adalah hal-hal yang baik.
3. Berlatih sesuai dengan bidang kemampuan anda
Jika anda tidak yakin dimana bidang kemampuan anda, inilah
resep yang dapat membantu anda untuk segera mengetahuinya, jika anda membuat
suatu kesalahan dan hal itu malah menjadi tantangan bagi anda bukannya membuat
anda stress, bisa jadi anda telah bekerja sesuai dengan bidang kemampuan anda.
Bekerja keraslah, kejar cita-cita anda, tetapi jangan untuk
itu anda merugikan keluarga, kesehatan, dan teman-teman anda.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah atau gangguan psikologis
yang sering dialami oleh para remaja timbul karena kurangnya kasih sayang dan
perhatian dari orang tua pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak, juga
dimungkinkan karena orang tua terlalu memberikan proteksi/ perlingungan yang
berlebihan dalam membimbing anak.
Hal ini terlihat dari sikap-sikap
para remaja yang mengalami masalah gangguan psikologis, yaitu antara lain : mudah
tersinggung, mudah marah, konsentrasi terhadap pekerjaan menjadi terganggu
sehingga dapat mengakibatkan stress, rasa kuatir yang tidak beralasan, rasa takut
yang berlebihan, minder/rendah diri, susah bergaul, pemalu, selalu ragu-ragu
dalam bertindak, kurang percaya diri, sulit menyesuaikan diri dalam pergaulan,
murung, merasa bersalah dan sebagainya.
Langkah-langkah Pencegahan :
1. Menekankan pengaruh pendidikan
terhadap jiwa
Pendidikan
dan bimbingan anak diberikan sedini mungkin, terutama pendidikan waktu kecil,
karena pendidikan itulah yang banyak menentukan hari depan seseorang. Melalui
pendidikan dapat tertanam dihati anak sikap-sikap yang baik seperti sopan
santun, budi pekerti yang baik, tata tertib, agama dan sebagainya.
2. Memberikan Pendidikan Dalam Rumah
Tangga
Dalam
memberikan pendidikan serta bimbingan kepada anak, suasana keluarga yang
harmonis hendaknya tercipta, karena dengan adanya kedamaian dalam rumah tangga
itu akan menimbulkan ketentraman hati anak. Unsur kasih sayang dan perhatian
harus diberikan kepada remaja, sehingga remaja yang sedang tumbuh dan
berkembang dapat berjalan normal.
Remaja
harus diberikan kepercayaan dalam berbuat dan bersikap, tentunya perbuatan dan
sikap tersebut harus dilandasi norma-norma dan agama. Orang tua selalu
memberikan contoh perilaku yang baik misalnya saling menyayangi, saling
mencintai, perhatian terhadap anggota keluarga, memberikan kesempatan kepada
anak yang sedang tumbuh remaja untuk bertukar pikiran/pendapat tentang
masalah-masalah apapun kepada ibu dan bapaknya.
3. Mengembangkan Pendidikan Anak di
Sekolah
Sekolah
yang disebut juga sebagai lingkungan kedua bagi anak dalam mengembangkanb
kemampuannya, maka sekolah sangat membantu didalam pembinaan dan pembimbingan
anak.
Disamping
itu sekolah juga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan intelektual mereka
sehingga mereka menjadi anak yang pandai dan cerdas.
Hal lain adalah sekolah juga membina kepribadian anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan orang tua, sekolah dan masyarakat.
Melalui pengembangan pendidikan di sekolah diharapkan anak/remaja dapat menyalurkan serta mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
Hal lain adalah sekolah juga membina kepribadian anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan orang tua, sekolah dan masyarakat.
Melalui pengembangan pendidikan di sekolah diharapkan anak/remaja dapat menyalurkan serta mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
Remaja
yang sedang tumbuh, disamping mendapatkan kasih sayang serta perhatian yang
cukup perlu adanya kegiatan-kegiatan yang menyibukkan untuk mengarahkan minat,
bakat dan kemampuannya. Hal ini agar mereka terhindar dari perilaku yang iseng
dan pikiran-pikiran serta kahayalan yang tidak menentu.Dengan langkah-langkah
pencegahan yang telah disebutkan maka diharapkan remaja yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan akan terhindar oleh gangguan atau masalah
psikologis yang pada umumnya dialami oleh para remaja.
B. SARAN
Berdasarkan isi makalah mengenai
GANGGUAN
PSIKOLOGI PADA REMAJA mengenai masalah-masalah yang lazim terjadi terutama pada
kasus stress dalam proses pelatihan yang diakibatkan karena dihadapkan pada suatu pilihan yang
sulit dan harus diselesaikan pada waktu yang bersamaan ini, sehingga membuat
konsentrasi seseorang menjadi terganggu, mudah marah-marah dan juga mudah
tersinggung. Maka dari itu kami
menyarankan kepada pembaca agar kita semua bisa lebih memahami hal-hal yang
baik dan buruk pada permasalahan-permasalahan psikologi yang sering terjadi
dalam kehidupan baik dlingkungan keluarga, sekolah, dalam diri sendiri, karir
maupun di lingkungan sekitar lainnya. Kami juga berharap agar orang tua lebih
meningkatkan pengawasan kepada remaja dan juga memberikan pendidikan fisik
maupun psikis. Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,”karena tak ada gading yang tak retak”.
kunjungi jg ya ...
BalasHapussalmanfaris27.blogspot.com